Monday, November 14, 2005

Hanya Titipan (Sajak Ws Rendra)

Seringkali kau berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan, bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titpan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,
mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?

Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja,
untuk melukiskan bahwa itu derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan

Seolah........
semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah.....
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika.

aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih...

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti......,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah.....

Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan tidak ada bedanya.

(WS Rendra)
|| siempunya, 10:41 AM || link || (0) comments |

Hidup....

Hidup itu bukan saja berjuang untuk mendapat apa yang kita inginkan,
tapi juga menerima dengan ikhlas dan mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan dari-Nya,
dan terkadang kita harus berjuang pula untuk bisa menerima itu semua dengan lapang dada...
|| siempunya, 10:24 AM || link || (0) comments |

Wednesday, November 09, 2005

Enam Pertanyaan

Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau bertanya...

Pertama
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Orangtua, guru, kawan dan sahabat-sahabatnya."
Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu BENAR. Tapi yang PALING DEKAT dengan kita adalah MATI. Sebab itu sememangnya janji Allah Swt bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (Ali Imran:185).
Layaknya orang yang mengantri tiket kereta api, seperti itulah keadaan kita saat ini. Mengantri giliran untuk pergi ke alam kubur. Dimana hanya dengan amalan-amalan yang telah dilakukan sajalah kita ditemani. Semoga kita termasuk orang-orang yang ditemani amalan baik di alam kubur kelak. Rasulullah Saw bersabda bahwa orang yang paling pandai adalah orang yang senantaiasa mengingat mati sehingga dia selalu berusaha untuk melakukan kebajikan dan amal baik sebagai bekal hidup di alam yang lebih kekal kelak.

Kedua
"Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Negeri Cina, bulan, dan bintang."
Lalu beliau menjelaskan bahwa semua jawaban mereka adalah BENAR. Tapi yang PALING BENAR adalah MASA LALU. Karena walau dengan cara apapun kita tak akan mampu kembali ke masa silam, kecuali dengan keajaiban yang Allah Swt berikan. Oleh karena itu hendaknya kita selalu menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan-perbuatan yang Allah Swt ridloi. Karena orang yang beruntung adalah orang-orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari sekarang.

Ketiga
"Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Gunung, alam semesta."
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Al-Ghazali. Tapi yang PALING BESAR dari yang ada di dunia ini adalah HAWA NAFSU (Al-Araf:179). Ya...itulah yang paling besar, hawa nafsu manusia. Setiap insan dikaruniai Allah Swt dua potensi yang masing-masing perlu dikelola dengan baik oleh pemiliknya. Potensi Tanah (Nafsu) dan potensi Ruh (Fitrah). Dimana ketika potensi tanahnya > potensi ruhnya, perilakunya akan cenderung kepada maksiat. Sebaliknya, ketika potensi tanah < potensi ruh, maka yang akan muncul adalah perilaku yang baik. Namun, adakalanya manusia memiliki potensi tanah = potensi ruh, maka insan ini memiliki dua kecenderungan, terkadang dia bisa berbuat baik tapi sekaligus juga melakukan maksiat.
Hanya diri kita saja yang mampu mengoptimalkan fitrah kita dan senantiasa menekan nafsu dalam diri kita.

Keempat
"Apa yang paling berat di dunia ini?" Ada yang kemudian menjawab,"Besi, gajah."
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghazali. Tapi...yang PALING BERAT adalah MEMEGANG AMANAH (Al-Ahzab:72). Ya...memegang amanah adalah sesuatu yang paling berat. Ketika Allah Swt menyuruh salah satu dari malaikat, gunung, hewan-hewan, dan tumbuhan untuk menjadi khalifah di bumi, tak ada satupun yang menyanggupinya. Karena dirasa amanah ini begitu sangat berat. Dipilihlah manusia dengan segala kelebihannya untuk mengemban amanah ini, menjadi khalifah di bumi Allah Swt. Namun, entah disadari atau tidak kebanyakan manusia telah lalai terhadap amanah mulia yang telah Allah Swt berikan. Semoga setiap kita mampu bekerja optimal melaksanakan amanah yang telah diembankan pada setiap kita.

Kelima
"Apa yang paling ringan di dunia ini?" Para murid menjawab, "Kapas, debu." Guru mereka mengatakan semua jawaban itu BENAR. Tapi ada yang PALING RINGAN daripada semua itu, yaitu MENINGGALKAN SHALAT. Terkadang tanpa kita sadari seringkali kita mengulur-ulur waktu shalat, waktu istirahat yang sesungguhnya. Waktu dimana wajah lusuh penuh khilaf dan lalai ini dihadapkan pada Pemiliknya. Karena merugilah seorang insan yang mengulur waktu shalat, kemudian dia hendak shalat, namun sedetik kemudian malaikat pencabut nyawa mendatanginya. Tak ada yang mampu menghalangi dan menunda ajal seseorang.

Keenam
"Apa yang paling tajam di dunia ini?" Mereka menjawab, "Sebuah pedang wahai guru." Imam Al-Ghazali berkata bahwa hal itu adalah BENAR. Tapi yang PALING TAJAM yang pernah ada adalah LISAN MANUSIA. Karena dengan lisan, seseorang bisa saja menyakiti hati dan perasaan saudaranya.
|| siempunya, 6:10 PM || link || (0) comments |